Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan sebagai cara sederhana dalam memantau status gizi seseorang yang berhubungan dengan kekurangan maupun kelebihan berat badan. Seseorang dengan berat badan yang kurang dapat mudah terkena penyakit infeksi sebaliknya seseorang dengan berat badan berlebih akan lebih beresiko terkena penyakit degeneratif. Untuk pemantauan glikemik dapat dilakukan dengan suatu pengukuran protein terglikasi dalam bentuk HbA1c yang berfungsi untuk mengetahui kualitas pengendalian glukosa darah jangka panjang antara 2-3 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT dengan kadar HbA1c pada pasien di RSU Prima Medika pada bulan Februari – Maret 2025. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian dari 30 responden menunjukkan IMT dominan berada pada katagori normal dan gemuk yaitu 14 orang (46,5 %) pada katagori kurus terdapat 2 orang (7 %). Hasil HbA1c menunjukkan 12 orang (40%) dengan hasil katagori baik, 3 orang (10%) dengan katagori sedang dan 15 orang (50%) dengan katagori buruk. Hasil penelitian didapatkan hasil p value sebesar 0,982 yang menunjukan tidak adanya hubungan antara IMT dengan kadar HbA1c. Nilai r sebesar -0,004 menggambarkan dua variabel dengan tingkat keeratan korelasi yang bersifat sangat lemah. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan IMT dengan kadar HbA1c dengan memperhatikan faktor - faktor yang mempengaruhi hasil penelitian seperti obat - obatan, berdasarkan diagnosa pasien, serta metode pemeriksaan yang dilakukan.