Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar sianida dalam urine yang disimpan pada suhu ruang (25°C) dan suhu dingin (2– 8°C) dengan variasi waktu penundaan kadar awal (1, 2, 4, 8, dan 24 jam). Sampel urine yang telah ditambahkan larutan standar KCN dianalisis menggunakan test kit berbasis kolorimetri. Data diuji dengan metode ANOVA dua arah menggunakan Aligned Rank Transformation (ART) dilanjutkan dengan uji post-hoc (emmeans dan contrast). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor suhu dan waktu berpengaruh signifikan secara individual terhadap kadar sianida (p < 0,001), namun tidak terdapat interaksi signifikan antara keduanya (p<0.17511) nilai ini lebih besar dari 0.01sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang singnifikan dari interaksi antara suhu dan waktu terhadap kadar sianida.Kadar sianida tertinggi tercatat pada kadar awal yaitu 0.0400 ppm dan menurun secara singnifikan seiring waktu menjadi 0.0167 ppm pada suhu ruang. dan pada suhu digin lebih mampu mempertahankan kadar sianida menjadi 0.0267 ppm. Penyimpanan pada suhu digin lebih mampu mempertahankan kadar sianida di bandingkan suhu ruang. Hasil ini menunjukkan pentingnya pengelolaan suhu dan waktu penyimpanan dalam menjaga validitas hasil pemeriksaan sianida dalam urine.