Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan metode penilaian status gizi yang berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan berat badan, di mana status gizi yang berlebih disertai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dapat menjadi faktor risiko sindrom metabolik (SM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kadar glukosa darah sewaktu pada mahasiswa reguler DIII Teknologi Laboratorium Medis STIKES Wira Medika Bali. Penelitian menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 30 responden terlibat, terdiri dari perempuan 25 orang (83,3%) dan laki-laki sebayak 5 orang (16,7%). Hasil pengukuran IMT dengan kategori underweight didapatkan sebanyak 4 orang (13,3%); normal 12 orang (40,0%); overweight 4 orang (13,3%); obesitas I sebanyak 7 orang (23,4%); dan obesitas II sebanyak 3 orang (10,0%). Hasil pengukuran glukosa menyebutkan seluruh responden memiliki kadar glukosa darah sewaktu normal yaitu <200 mg/dL. Uji Rank Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara IMT dan kadar glukosa darah sewaktu (p = 0,996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada mahasiswa DIII Teknologi Laboratorium Medis STIKES Wira Medika Bali.