Infeksi cacing Soil-Transmitted Helminths (STH) merupakan masalah kesehatan di daerah tropis, khususnya pada masyarakat dengan sanitasi rendah seperti pekerja di TPA Suwung, Denpasar. Pemeriksaan telur cacing umumnya menggunakan metode apusan langsung dengan pewarna eosin , namun pewarna sintetis memiliki keterbatasan seperti biaya dan dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil pewarnaan telur cacing STH pada sediaan feses menggunakan pewarna alami kunyit kering dengan eosin menggunakan metode direct slide. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Sampel terdiri dari 30 feses positif STH yang diwarnai menggunakan larutan ekstrak kunyit kering (5 g bubuk kunyit dalam 20 mL etanol 96%) dan eosin. Parameter pengamatan meliputi intensitas warna telur, kontras dengan latar belakang. Diperoleh hasil presentase sampel positif telur cacing Soil Transmitted Helminth pada pewarnaan kunyit kering yaitu 2 sampel (13,33%) pada pewarnaan eosin sebanyak 5 sampel (33,3%). Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides. Pemeriksaan menggunakan eosin lebih efektif daripada menggunakan kunyit kering. Namun pewarnaan kunyit juga dapat sebagai pewarnaan tamabahan karena mudah didapatkan dan ramah lingkungan.