Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemik di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Risiko komplikasi serius terutama muncul pada fase kritis antara hari ke-4 sampai ke-6 demam, dimana dapat terjadi kebocoran plasma yang menyebabkan syok dan perdarahan hebat. Pemeriksaan kadar hematokrit dan jumlah trombosit menjadi parameter penting dalam diagnosis dan pemantauan pasien DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hematokrit dan jumlah trombosit pada febris hari ke-4 sampai ke-6 pasien DBD di RSU Prima Medika Denpasar pada bulan Februari 2025. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 35 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan penurunan kadar hematokrit dengan rata-rata 42,8%, 42%, 41,2% dan jumlah trombosit dengan rata-rata 87 x 10³/µL, 59 x 10³/µL, 47 x 10³/µL dari hari ke-4 sampai ke-6 febris. Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji non parametrik (uji Friedman) untuk kadar hematokrit dan uji parametrik (uji Repeated Measures ANOVA) untuk jumlah trombosit. Hasil uji statistik diperoleh p-value 0,002 untuk perbandingan rerata hasil pemeriksaan kadar hematokrit, p-value 0,000 untuk perbandingan rerata hasil pemeriksaan jumlah trombosit. Simpulan penelitian ini adalah ada perbedaan signifikan antara kadar hematokrit dan jumlah trombosit pada febris hari ke-4 sampai ke-6 pasien DBD. Penting dilakukan pemantauan kedua parameter tersebut dalam penanganan pasien DBD sehingga tatalaksana yang tepat dapat diberikan untuk mencegah komplikasi serta mengurangi angka kematian akibat DBD.